ByeByeByeBaiBaiBai

Seperti sudah mengetahui apa yang akan terjadi, selang beberapa menit,stereo mobil Lao Bai pun memainkan lagu The Funeral oleh Band of Horses.

“At every occasion I’ll be ready for the funeral~ every occasion know I’m ready for the funeral~”

Baiklah, saya mengerti, mari kita jadikan lagu ini sebagai lagu perpisahan kita ya.. (sebenarnya lagu ini track ke-3 di list lagu flashdisk saya, jadi memang bakal mainin lagu ini gimanapun sih. #eh)
***
Nissan Sunny warna putih kami akan dijual besok. *putar efek terkejut lalu zoom in*
Atau hari ini jika kamu membaca di hari yang sama saya publish blog entry ini.
Atau kemarin jika kamu membacanya 1 hari setelah saya publish blog entry ini.
Atau minggu lalu jika kamu membacanya 1 minggu setelah saya publish blog entry ini.
Atau bulan lalu jika kamu membacanya 1 bulan setelah saya publish blog entry ini.
Atau 987 hari lalu jika kamu membacanya di tanggal 15 Desember 2015 setelah saya publish blog entry ini. (saya sembarang ketik punya, tolong jangan dihitung beneran ya).

Intinya ketika anda membaca ini, LaoBai sudah bukan milik keluarga kami lagi.

Ketika malam ini saya pulang.
Atau kemarin jika kamu membaca di hari yang sama saya publish blog entry ini.
Atau 2 hari sebelumnya jika kamu membacanya 1 hari setelah saya publish blog entry ini.
Atau seminggu sebelumnya jika kam..
Batman : “Enough!” *bat slap*
Ketika saya pulang pasca nyupir, saya sudah merasakan suasana yang berbeda.
Karena lampu lantai 2 belum dihidupin. #eh

Begitu mendapatkan informasi bahwa Lao Bai sukses terjual akan diambil besok, saya menjadi sedih.
Atau diambil hari ini jika kamu membaca di hari yang sama saya publish blog entry ini.
Atau diambil kemarin jika kamu membacanya 1 hari setelah saya publish blog entry ini.

***

Malamnya, saya memutuskan untuk menjalankan ritual terakhir bersama si mobil. Setelah mengisi bensin untuk terakhir kalinya, Rp50,000 (rugi donk isi banyak-banyak klo besok buat orang lain), saya pun keliling kota untuk terakhir kalinya.
Sampai capek.
Dan kebelet pipis.
Dan kebelet pipis itu mematikan!

Si Putih sudah bergabung dengan keluarga kami sedari tahun 2001, dan sedari zaman saya mulai kuliah hampir selalu menemani saya hiao hingga sekarang, dari pertama dipanggil Xiao Bai hingga sekarang sana sini mulai rusak-rusak dan tulang-tulangnya mulai keropos dan dipanggil Lao Bai. Tidak jarang juga dia menghibur saya dengan stereo-nya memutar lagu-lagu yang bisa meng-cheer me up, jadi saya juga memanggil dia, Cheer Bai. … … …
Fed: “Was that inappropriate?” 
Lao Bai: “…” 
Fed: ”ok, baik, ya maap”
Terimakasih karena telah menjadi tempat favorit saya, mengejar hujan bersama.

Terimakasih karena telah memperbolehkan kami menumpang dalam waktu yang lama.

Terimakasih telah menjadi oversized iPod saya yang memutarkan lagu-lagu favorit saya.

Terimakasih telah membantu saya membawa penumpang-penumpang yang lain. Dari beberapa orang penting dalam hidup saya, sampai sbagian besar orang-orang ga penting lainnya yang berat-beratin mobil saja (yeah, that’s you, fuck you!). Dari seorang, hingga sempit-sempitan rame-rame. Dari yang bisa mengapresiasi bantuan kita, hingga yang tidak. Dari yang bau keringat hingga wangi semerbak.

Terima kasih karena mau melakukan hal-hal yang berbahaya bersama dengan saya
 photo IMG_20130131_234557.jpg
* ngebayanginnya aja saya masih deg-degan*

Terimakasih telah berhasil mengantarkan saya selamat sampai tujuan dengan auto-pilot mu ketika saya lagi sibuk memikirkan sesuatu, lagi ngantuk, ataupun lagi ketik-ketik hp.

Maafkan yang jarang bawa kamu pergi mandi karena saya awkward sama tukang cuci mobilnya

Maafkan saya yang malas isi angin banmu yang suka kurang anginnya karena saya awkward sama tukang isi anginnya.

Maafkan saya yang kadang “lupa” isi bensin, biar bapak saya yang isiin. Kalo yang ini bukan karena saya awkward sama tukang isi bensinnya, tapi karena saya miskin.

Maafkan bapak saya yang lupa naikkan handbrake sedemikian sehingga seluruh pantatmu hancur menghantam keras dinding rumah lama saya. (Bahkan dindingnya sampai runtuh total gitu satu sisi bersama jendela-jendelanya. Saat itu saya lagi tidur, kirain suara petir, ternyata suara dinding runtuh. Sayang zaman segitu ga ada instagram #dinding #runtuh #brokenhome #literally #instabroken #truestory)

Bagi orang lain mungkin Lamborghini atau Ferrarri adalah mobil memiliki value yang sangat tinggi. Bagi saya juga, tapi karena saya ga bakal sanggup membeli yang begituan, jadi saya diam-diam saja. #eh
Maksud saya, bagi saya, kenangan-kenangan bersama si mobil ini jauh lebih valuable daripada yang lainnya.
Yah, tapi mungkin kenangan-kenangannya akan lebih indah kalo sambil bawa Lamborghini sih. #eh

Akhir kata, bagi anda yang pernah ikut menumpangi Lao Bai dalam masa hidupnya bersama keluarga kami, kami mohon untuk mengheningkan cipta selama 1 menit mengenang jasa-jasa beliau dan mohon doa restunya untuk karier hidup dia kedepannya sebagai mobil.

Mengheningkan cipta, dimulai

….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
 don’t cheat hor, It’s not even 5 seconds yet you already scrolled down!..

***

Selamat jalan, Laobai, kata-kata & ajaran-ajaran anda tidak akan pernah saya lupakan.
Tidak salah menjadi orang yang chinchai, tapi kamu perlu tau pasti apa yang sedang kamu chinchai-kan, karena tidak jarang, ke-chinchai-an kamu bisa balik menyakiti orang-orang terdekatmu” – Lao Bai
“brumm brumm brum~ TEEEENNN!! LIM LAO BU!! LE SHI XIAO HAH?? LE SHI OI HIU SAI CHIA GAI BOI?!!” – Lao Bai (dan pemiliknya)

Comments

Unknown said…
Pagi-pagi ngeliat reading list di blog, mata langsung tertuju pada blog Arbitrary yang ternyata mengeluarkan single update-nya di awal Bulan Mei *tulisan saya mesti sesuai EYD akibat efek baru selesai bimbingan skripsi*

Saya suka tulisan Anda! Like a lot! Mampu memberikan keceriaan. *Ceilehhh*
Maksud saya sih, mampu membuat saya tersenyum-senyum kayak orang kesamber setan di meja kantor.
XD
fedfedfed said…
Haha, terimakasih sudah membaca ya
Anonymous said…
Hello. And Bye.

Popular Posts