Fool On The Hill
Anda suka menonton movie di bioskop?
Anda senang melihat penderitaan orang lain?
Anda merasa pintar karena telah membodohi rakyatmu sendiri?
Anda bangga telah berhasil menjatuhkan harga diri orang lain?
Anda berbahagia telah menjadi parasit?
Anda puas telah mempermainkan perasaan orang lain?
Saya pribadi tidak bisa dikategorikan sebagai orang yang sering menonton di bioskop, tetapi saya selalu menikmati moment-moment berharga disetiap kunjungan saya ke bioskop di kota dimana saya berada untuk menonton film-film terbaru yang lagi diputar. Ruang gelap tertutup rapat yang hanya diterangi oleh sebuah layar proyektor berukuran besar, kursi sofa yang empuk dan ergonomis, suhu ruangan yang tetap dingin walaupun didalamnya terdapat ratusan penonton, aroma khas bioskop yang bercampur dengan aroma popcorn yang wangi dan menggugah selera, perpaduan semua itu membuat saya merasa terlepas dari realita dunia sejenak untuk menghayati ambience dari bioskop itu sendiri dan tentu saja segenap cerita dan setiap adegan yang disuguhkan oleh film yang sedang diputar. 2 hours from reality, begitu saya menyebutnya . Dan saya merasa muak, muak karena paragraf yang diketik oleh tangan saya ini yang begitu rapi, deskriptif, sistematis dan tidak mencerminkan blog saya apa adanya. Pada akhirnya saya kembali sadar, bukankah ini bisa disamakan dengan topeng atau kepribadian palsu yang biasa kita pakai? kepribadian yang begitu berbeda dengan apa sifat kita sesungguhnya yang akhirnya membuat kita muak akan diri sendiri.
Saya menghela napas panjang, di satu sisi karena beratnya pikiran dan disisi lain karena upil usil yang tidak mau lepas dari lubang hidung saya. Ini disebabkan oleh jari jemari saya yang terlalu malas untuk menjangkau area hidung dan sekitarnya, tetapi masih sempat menggaruk-garuk leher sehingga memberi kenikmatan yang luar biasa sampai ke ubun-ubun, hingga saya melupakan sesuatu yang penting, bahwa saya belum mandi. Saya bertanya-tanya kepada diri saya sendiri, apakah ini adalah sesuatu yang benar karena telah menggambarkan segenap adegan ini dengan begitu detail, dan kenapa saya masih menggunakan gaya bahasa seperti ini di paragraf ini.
Anda senang melihat penderitaan orang lain?
Anda merasa pintar karena telah membodohi rakyatmu sendiri?
Anda bangga telah berhasil menjatuhkan harga diri orang lain?
Anda berbahagia telah menjadi parasit?
Anda puas telah mempermainkan perasaan orang lain?
Saya pribadi tidak bisa dikategorikan sebagai orang yang sering menonton di bioskop, tetapi saya selalu menikmati moment-moment berharga disetiap kunjungan saya ke bioskop di kota dimana saya berada untuk menonton film-film terbaru yang lagi diputar. Ruang gelap tertutup rapat yang hanya diterangi oleh sebuah layar proyektor berukuran besar, kursi sofa yang empuk dan ergonomis, suhu ruangan yang tetap dingin walaupun didalamnya terdapat ratusan penonton, aroma khas bioskop yang bercampur dengan aroma popcorn yang wangi dan menggugah selera, perpaduan semua itu membuat saya merasa terlepas dari realita dunia sejenak untuk menghayati ambience dari bioskop itu sendiri dan tentu saja segenap cerita dan setiap adegan yang disuguhkan oleh film yang sedang diputar. 2 hours from reality, begitu saya menyebutnya . Dan saya merasa muak, muak karena paragraf yang diketik oleh tangan saya ini yang begitu rapi, deskriptif, sistematis dan tidak mencerminkan blog saya apa adanya. Pada akhirnya saya kembali sadar, bukankah ini bisa disamakan dengan topeng atau kepribadian palsu yang biasa kita pakai? kepribadian yang begitu berbeda dengan apa sifat kita sesungguhnya yang akhirnya membuat kita muak akan diri sendiri.
Saya menghela napas panjang, di satu sisi karena beratnya pikiran dan disisi lain karena upil usil yang tidak mau lepas dari lubang hidung saya. Ini disebabkan oleh jari jemari saya yang terlalu malas untuk menjangkau area hidung dan sekitarnya, tetapi masih sempat menggaruk-garuk leher sehingga memberi kenikmatan yang luar biasa sampai ke ubun-ubun, hingga saya melupakan sesuatu yang penting, bahwa saya belum mandi. Saya bertanya-tanya kepada diri saya sendiri, apakah ini adalah sesuatu yang benar karena telah menggambarkan segenap adegan ini dengan begitu detail, dan kenapa saya masih menggunakan gaya bahasa seperti ini di paragraf ini.
Fed: “That’s right, you’re the man that can get things done”
Fed:”Do you have some kind of reason to believe in that?”
Fed:”No”
Fed:”You don’t ?!!!”
Saya benar-benar tersiksa dengan 2 paragraf diatas, hosh hosh, pancaran tenaga saya berkurang 50000 (lalu kenapa ditulis???)
Kembai ke topic tentang movies, kemaren-kemaren baru nonton Quantum of Solace lho~
teng te reng teng~ teng teng teng teng te reng teng~ teng te teng~ te reng~ te re teng~
(theme James Bond, tapi koq kebaca kayak theme wedding ya? Ahaha…just ur imagination lha~ imagine all the people living for today~uuu~)
Tapi saya gak ngerti ah ama ceritanya, , tidak sebelum saya baca Wikipedia setelah pulang, dulu ga nonton Casino Royale seh..
Saya juga tidak mengerti apa yang ada didalam pikiran keempat makhluk aneh yang berbeda warna satu sama lain di Teletubbies (Dypsi mirip Obama lho)
ohya,chemistry Bond dengan cewe2-nya juga kurang, malahan yang dapat chemistry-nya tuh Bond dengan M(jangan2 sebenarnya dia Bond’s girl-nya!waha)…cew yang di Death Race Caem lho!!!!(lho?)
Tidak seperti biasanya saat ntn movie di bioskop, ketika saya benar-benar get into the story & merasa tanpa beban hidup untuk sementara
(which actually hurts when u realize bahwa ternyata kamu masih harus menghadapi realita dunia hidupmu yang sebenarnya: coba deh lain kali pas kamu nonton movie, di pertengahan movie tsb, anda mengingat bahwa sebenarnya anda masih memiliki setumpukan tugas yang belum terselesaikan, deadlines, atau besok ada ujian tapi anda belum belajar, pasti moodnya jadi rusak habis,wakaka),
kali ini justru saya get distracted oleh pasangan mesum yang duduk di barisan didepan saya, hebat juga bisa mesum di film action, lalu saya menoleh ke sebelah kiri saya : Om2 tak dikenal yang sedang makan popcorn, and gentlemen, that’s what Yuki Kajiura once said : “The Harsh Truth”
anyway, movie tahun ini menurut wa yang paling bagus itu The Dark Knight, meskipun saya dari dulu ga pernah suka ama Batman, tapi film yang satu ini benar-benar mantap, berkat adanya si psikopat Joker (Heath Ledger), bener-bener terasa tekanan psikologisnya, dan tekanan psikologis seperti ini hanya bisa dikalahkan oleh Barney (T-Rex ungu gemuk begigi rata who actually dance n sing! That’s so Psycho!! well, sori aja klo Barney adalah idola masa kecilmu,wakaka)
hemm, randomness memang yang paling enak, lain kali jangan suruh saya ketik dengan cara rapi bgt lagi!capek tau! (emang siapa yg nyuruh?)
Random rants:
- Obama sekarang ketenarannya bak artis internasional ya..
bahkan caleg local pun menggunakan namanya sbg ajang promosi dengan menggunakan namanya (O.B.A.M.A) sebagai singkatan untuk semboyan/motto-nya, ridiculous..
saya hanya bisa tersenyum perih, bukan karena ketenaran bang Oba (Oba Irama?!), tetapi karena segenap perilaku bangsa ini.. - Tadi saya membaca sebuah brosur yang dibawa oleh bokap saya ntah darimana, isinya gini
Batam Festival
Persahabatan & Kesembuhan
Buta Melihat..Tuli Mendengar..Lumpuh Berjalan
Canggih …*roll eyes*
Manusia, sedari kecil diberikan konsep dari doktrin-doktrin tekstual ga jelas..
hingga dewasa doktrin2 tersebut tertanam begitu dalam hingga ke akar-akarnya, that eventually, membentuk mereka menjadi orang-orang yang bahkan Tidak Berani berpikir lebih jauh menggunakan akal pikiran mereka - why so serious?
Comments