Sometimes...
Kadang-kadang saya berpikir sendiri, apakah realita adalah benar-benar sebuah realita. Apakah semua ini bukan sebuah mimpi/kenyataan semu. Apakah saya benar-benar hidup. Apakah orang-orang yang berinteraksi dengan saya benar-benar adalah manusia (ato monyet dan hewan-hewan lainnya?). Apakah ini semua yang saya lihat dan saya rasa bukan image maya hasil dari permainan otak saya,asumsi jika otak itu benar-benar nyata. Apa saya benar-benar exist.
What is reality?
What is existence?
How to proof your existence?
Dengan mencubit pipi kmu sendiri kah? darimana kamu tahu klo rangsangan rasa sakit tersebut adalah nyata dan pipi mu tuh benar-benar ada?
Pemikiran yang aneh dari seseorang yang aneh, haha.
Kadang-kadang saya suka tiba-tiba teringat beberapa kejadian dimasa lalu.
Kemaren saat memikirkan jam tangan, tiba-tiba saja saya teringat pada jam tangan Coca-Cola yang dulu lumayan fenomenal tersebut (well, atleast at SD Eppata), pada masih ingat? Jam tangan digital bulat warna merah-putih, plastic, keliatan murahan, dengan ‘tali’ jam tangan (or whatever u called that) yang sangat distinct able bercorak logo Coca-Cola. Kan syarat untuk mendapatkan jam tangan itu harus ditukar dengan kaleng kosong coca-cola sebanyak berapa kaleng gitu(lupa). Dulu wa ama mum mpe bela-belain bawa kantong plastic gede ke acara b’day granpa/grandma (lupa) untuk ‘mengoleksi’ pulang kaleng-kaleng kosong tsb setelah acara selesai (shishishishi~ ROFL) kemudian ditukar di matahari batam centre.
Lalu di timeline yang sama dulu, wa juga pernah gak sengaja memakai 2 buah jam tangan, both in my right hand ke sekolah, pas upacara bendera lagi, waha.. Yang satu jam tangan coca cola, yang satu lagi jam tangan clamshell (emang handphone?) itu bo, yang bentuk cover-nya bisa diganti-ganti, jadi bentuk kepala gajah,, singa, beruang, anjing, wakaka..
Wabaru sadar ketika ada murid lain yang membicarakannya, kira-kira begini:
Eh, salah, ding!
Bego banget ga seh gw dulu (sekarang masih seh)
Kadang-kadang saya tidur tanpa busana (eew~)
Kadang-kadang saya merasa takut saat memikirkan kematian, apalagi sebagai individu yang tahu secara jelas (jauh dari kontaminasi janji-janji agama serta jenis Multi Level Marketing lainnya, lbh baik saya jadi gigolo) bahwa setelah kehidupan ini tidak akan ada kehidupan berikutnya di dunia lain lagi. Wa tekankankankankan bahwa wa takut bukan karena wa tidak berkeyakinan agama, klo pun saya bertemu tuhan, saya akan membunuhnya dan membuat tuhan itu jadi ga ada, karena tuhan itu tidak pantas menjadi tuhan.
Saya takut karena saya tahu sumedang ho ciak bila saya koit, tok, titik, berhenti disana aja, the end, no sequel like harry potter, no phoenix down, no dragon balls, no god(s), no heaven nor hell.
Gw telah melihat n merasakan banyak adegan kematian dan pemakaman selama kehidupan wa, secara langsung or tidak langsung, grandpa, grandma, aunt, friend’s parent…
sebuah experience yang sangat tidak menyenangkan.
Wa gak pernah nangis sekalipun pada kejadian-kejadian tsb, and that sure makes me feel guilty, apalagi saat melihat keluarga n orang-orang sekitar pada menangisi kepergian mereka…saya hanya bisa pasang muka datar.
Di sisi lain, saya tak bisa dan bahkan gak berani memikirkan jika suatu saat nanti saya harus merasakan kepergian seseorang dari keluarga inti saya sendiri..
“Ekspetasi” saya adalah saya akan go desperate and crazy. Seriously.
Ntar tolong berikan gw baju dan celana yang bagus dan fashionable, gw ga mao jadi typical orang gila yang telanjang bulat berkeliaran dijalan raya kayak yang sudah-sudah, orang gaga juga harus trendy dong.
Kadang-kadang saya lupa saya sebelumnya mao ngapain.
Kadang-kadang saya muak dengan sms-sms yang isinya ga jelas dari orang-orang yang gak kalah gak jelasnya dengan isi smsnya yang gak jelas seperti si pengirim sms yang gak jelas tujuannya dalam mengirim sms yang gak jelas tersebut layaknya konteks gak jelas dari yang mengirimkan pesan pendek gak jelas dan membuat gw pissed off gak jelas serta berpikir apakah gw harus membalas sms gak jelas tersebut. Paragraf yang gak jelas, waha.
Kadang-kadang saya suka beli banyak makanan enak di tengah malam untuk dimakan di rumah, tapi akhirnya tidak bisa menikmati semuanya karena sudah kekenyangan. (bego ya, hahah)
Kadang-kadang saya suka tertawa sendiri, menertawakan hidup ini. Tapi bukan dalam disebabkan teringat sebuah cerita lucu ataupun tiba-tiba melihat cermin dan terkejut melihat muka sendiri (?), tetapi karena mirisnya hidup ini, kejadian-kejadian yang pernah terjadi, keputusan-keputusan yang pernah kuambil, orang-orang yang lalu lalang dalam hidupku, dan penyesalan-penyesalan yang ada, walaupun sebenarnya wa sangat tidak suka akan yang namanya penyesalan.
Kadang-kadang saya tidak bisa stay true to myself.
Kadang-kadang saya bingung melihat beberapa manusia beragama yang takut kepada hantu dan para sahabatnya, padahal manusia-manusia tsb ‘”memiliki” dan percaya kepada tuhan. Sedangkan saya yang ga poenya tuhan aja ga takut, karena saya merasa klo saya takut hantu, maka hantu-lah yang menjadi tuhan saya. klo saya takut hantu, maka saya tidak pantas menjadi proud atheist. Saya yang ga beragama aja ga takut, kenapa kamu harus takut? Bukankah species manusia itu jelas-jelas lebih mengerikan daripada hantu itu sendiri? Baca koran dan takutilah dirimu sendiri, wahai manusia. Zehaha.
Kadang-kadang saya lupa saya sebelumnya mao ngapain. Kadang-kadang saya lupa sudah mengetik kalimat ini diatas. (lalu kenapa masih diketik?)
Kadang-kadang saya tidak buang air besar.
And sometimes when we touch, the honesty is too much (?)…
What is reality?
What is existence?
How to proof your existence?
Dengan mencubit pipi kmu sendiri kah? darimana kamu tahu klo rangsangan rasa sakit tersebut adalah nyata dan pipi mu tuh benar-benar ada?
Pemikiran yang aneh dari seseorang yang aneh, haha.
Kadang-kadang saya suka tiba-tiba teringat beberapa kejadian dimasa lalu.
Kemaren saat memikirkan jam tangan, tiba-tiba saja saya teringat pada jam tangan Coca-Cola yang dulu lumayan fenomenal tersebut (well, atleast at SD Eppata), pada masih ingat? Jam tangan digital bulat warna merah-putih, plastic, keliatan murahan, dengan ‘tali’ jam tangan (or whatever u called that) yang sangat distinct able bercorak logo Coca-Cola. Kan syarat untuk mendapatkan jam tangan itu harus ditukar dengan kaleng kosong coca-cola sebanyak berapa kaleng gitu(lupa). Dulu wa ama mum mpe bela-belain bawa kantong plastic gede ke acara b’day granpa/grandma (lupa) untuk ‘mengoleksi’ pulang kaleng-kaleng kosong tsb setelah acara selesai (shishishishi~ ROFL) kemudian ditukar di matahari batam centre.
Lalu di timeline yang sama dulu, wa juga pernah gak sengaja memakai 2 buah jam tangan, both in my right hand ke sekolah, pas upacara bendera lagi, waha.. Yang satu jam tangan coca cola, yang satu lagi jam tangan clamshell (emang handphone?) itu bo, yang bentuk cover-nya bisa diganti-ganti, jadi bentuk kepala gajah,, singa, beruang, anjing, wakaka..
Wabaru sadar ketika ada murid lain yang membicarakannya, kira-kira begini:
A: “Hey, coba kamu liat anak itu…”
B: ”Wah, imut banget ya dia..”
A: “Yap, saya yakin dia pasti akan jadi orang sukses nanti”
Eh, salah, ding!
A: “Hey, coba kamu liat anak itu…”
B: ”Waha, koq dia pake 2 jam tangan sekaligus ya?”
Fed: “!!!” *sadar dan langsung buru-buru melepas jam tangan*
Bego banget ga seh gw dulu (sekarang masih seh)
Kadang-kadang saya tidur tanpa busana (eew~)
Kadang-kadang saya merasa takut saat memikirkan kematian, apalagi sebagai individu yang tahu secara jelas (jauh dari kontaminasi janji-janji agama serta jenis Multi Level Marketing lainnya, lbh baik saya jadi gigolo) bahwa setelah kehidupan ini tidak akan ada kehidupan berikutnya di dunia lain lagi. Wa tekankankankankan bahwa wa takut bukan karena wa tidak berkeyakinan agama, klo pun saya bertemu tuhan, saya akan membunuhnya dan membuat tuhan itu jadi ga ada, karena tuhan itu tidak pantas menjadi tuhan.
Saya takut karena saya tahu sumedang ho ciak bila saya koit, tok, titik, berhenti disana aja, the end, no sequel like harry potter, no phoenix down, no dragon balls, no god(s), no heaven nor hell.
Gw telah melihat n merasakan banyak adegan kematian dan pemakaman selama kehidupan wa, secara langsung or tidak langsung, grandpa, grandma, aunt, friend’s parent…
sebuah experience yang sangat tidak menyenangkan.
Wa gak pernah nangis sekalipun pada kejadian-kejadian tsb, and that sure makes me feel guilty, apalagi saat melihat keluarga n orang-orang sekitar pada menangisi kepergian mereka…saya hanya bisa pasang muka datar.
Di sisi lain, saya tak bisa dan bahkan gak berani memikirkan jika suatu saat nanti saya harus merasakan kepergian seseorang dari keluarga inti saya sendiri..
“Ekspetasi” saya adalah saya akan go desperate and crazy. Seriously.
Ntar tolong berikan gw baju dan celana yang bagus dan fashionable, gw ga mao jadi typical orang gila yang telanjang bulat berkeliaran dijalan raya kayak yang sudah-sudah, orang gaga juga harus trendy dong.
Kadang-kadang saya lupa saya sebelumnya mao ngapain.
Kadang-kadang saya muak dengan sms-sms yang isinya ga jelas dari orang-orang yang gak kalah gak jelasnya dengan isi smsnya yang gak jelas seperti si pengirim sms yang gak jelas tujuannya dalam mengirim sms yang gak jelas tersebut layaknya konteks gak jelas dari yang mengirimkan pesan pendek gak jelas dan membuat gw pissed off gak jelas serta berpikir apakah gw harus membalas sms gak jelas tersebut. Paragraf yang gak jelas, waha.
Kadang-kadang saya suka beli banyak makanan enak di tengah malam untuk dimakan di rumah, tapi akhirnya tidak bisa menikmati semuanya karena sudah kekenyangan. (bego ya, hahah)
Kadang-kadang saya suka tertawa sendiri, menertawakan hidup ini. Tapi bukan dalam disebabkan teringat sebuah cerita lucu ataupun tiba-tiba melihat cermin dan terkejut melihat muka sendiri (?), tetapi karena mirisnya hidup ini, kejadian-kejadian yang pernah terjadi, keputusan-keputusan yang pernah kuambil, orang-orang yang lalu lalang dalam hidupku, dan penyesalan-penyesalan yang ada, walaupun sebenarnya wa sangat tidak suka akan yang namanya penyesalan.
Kadang-kadang saya tidak bisa stay true to myself.
Kadang-kadang saya bingung melihat beberapa manusia beragama yang takut kepada hantu dan para sahabatnya, padahal manusia-manusia tsb ‘”memiliki” dan percaya kepada tuhan. Sedangkan saya yang ga poenya tuhan aja ga takut, karena saya merasa klo saya takut hantu, maka hantu-lah yang menjadi tuhan saya. klo saya takut hantu, maka saya tidak pantas menjadi proud atheist. Saya yang ga beragama aja ga takut, kenapa kamu harus takut? Bukankah species manusia itu jelas-jelas lebih mengerikan daripada hantu itu sendiri? Baca koran dan takutilah dirimu sendiri, wahai manusia. Zehaha.
Kadang-kadang saya lupa saya sebelumnya mao ngapain. Kadang-kadang saya lupa sudah mengetik kalimat ini diatas. (lalu kenapa masih diketik?)
Kadang-kadang saya tidak buang air besar.
And sometimes when we touch, the honesty is too much (?)…
Comments
noone ever really dies, they just transform onto something else.. remember that..
and this is nerd..
Ga koq, walau wa ada baca 25 facts itu, tp inspirasinya bkn dr sana
don't hesitate to ask!
*wink*
0212
Ga analisa koq, cuman bnyk mikir aja, prinsip NATO..lbh takut cicak ato hantu?huehe..
@dby
Wah, gmn coba sembuhinnya?
tgtg kmu mau dikubur apa dibakar,, wa c maunya dibakar, cmn klo dikubur keren jg.. cmn lokasinya arus yg keren..
btw, this is nerd..
Klo sy dikubur aja d, tp di bawah mall, biar msh bs mengikuti trend anak muda gitu..
Sy gak porno koq (care bgt ga c, haha)
eric j..