Akhirnya! Blog entry ke-3 di tahun 2011. Ini parah banget. Terlalu banyak hal demi hal yang menghalangi saya untuk update rutin. Bberapa diantaranya, saya ga bisa lagi ngintip tetangga sebelah lagi dan tetangga sebelah sudah lulus SMA, jadi ga bisa lihat dia pake seragam sekolah lagi. Alhasil saya tidak jadi mengubah tagline blog jadi "Curhat Seorang Penguntit Anak SMA".

Ini sungguh mengecewakan!

Kenapa?! Kenapa TSYBPYAPJSPL harus lulus?!

(ini mental macam apa ini?!)

Hal lainnya adalah mobil-kijang-yang-suka-parkir-depan-rumah-padahal-itu-kan-tempat-parkir-si-putih. Tiap kali lihat si Kijang markir depan rumah, saya jadi aga ada mood sama sekali. *siapin benda tajam untuk lecetin body kijang*

Dan yang paling mempengaruhi, tentu saja: Kerja.

Sebagai seorang pekerja kantoran yang kerjaan utamanya mengetik dan membalas corporate email berjumlah ratusan perhari, malas rasanya klo di rumah masih harus melihat keyboard lagi. Sebagian kecil dari diri saya menyukai perkerjaan saya ini, which involves lotsa writing. Saya senang menulis. I’m a writer, man! A corporate ghost writer (eh?). Sebagian kecil dari diri saya mengatakan bahwa ini adalah pekerjaan yang cucok dengan saya yang memang doyan nulis.

Tapi sebagian besarnya tidak. Semakin kesini semakin terasa bahwa we’re nothing more than just a Bee Colony. Setiap hari bekerja-bekerja-bekerja-dan-bekerja. Istirahat sehari. Lalu bekerja-bekerja lagi.

Siapa sih yang nyiptain sistem ini? Bekerja layaknya lebah pekerja, mengumpulkan madu sebanyak-banyaknya? Seberapa banyak pun madu yang sudah kita terkumpulkan tersebut, kalau kita tidak hepi, apa gunanya?

Kayak kata Jeff Chang
不想得比天高 不想世界你而
单纯的感 却忘了去
有了世界 却
有什么 得炫耀?
Apa gunanya? apa gunanya? Tidak ada gunanya! System ini perlu diubah, we’ve to breakout from this system.

Saya Mau 破天网 !!!! *efek petir sebagai latar belakang*
不想得比天高~ 不想脱天网的牢~
Saya tidak mau menjadi Worker Bees, saya mau jadi Queen Bee!!!!
(eh, tapi queen bee kan betina?!)
Karena itulah saya selalu berusaha untuk memikirkan ide bisnis baru agar cita-cita ku untuk hidup santai dan jadi bapak rumah tangga bisa segera terwujud, saya ingin retire jadi worker bee. Walaupun ide-ide bisnis saya biasanya... yaa gitu deh *nangis meluk toilet bowl sambil gores body mobil Kijang*
Beberapa hari yang lalu, terpikirlah sebuah ilham ide bisnis baru, sebuah bisnis yang benar-benar bisa dilaksanakan dan pasti meraup keuntungan besar. Sebuah ide bisnis yang bukan sekedar menjadikan toga wisuda sebagai alas toilet dan meja ossin, yang ternyata tidak ada keuntungan apa-apa (Jleebbb!!!). Sebuah bisnis yang bukan sekedar konsep update status kencing dan live streaming orang pipis via i.C.U.P (Uhuuuk!! *muntah darah*). Sebuah bisnis yang lebih menguntungkan dari Coca Colak di bulan Puasa (*mulut berbusa*).

Behold, calon investor sekalian, ide bisnis terbaru saya *membuka tirai*:

NGAMIN

Jadi sebagai pengganti anak-anak kecil berpakaian kucel dan anak-anak punk kesasar yang ngamen ga jelas di lampu merah. Kita akan menurunkan orang-orang berpakaian bersih, cosplay sebagai ustad / pendeta / biksu / Michael Jackson di lampu merah, sambil bawa radio yang mutar lagu rohani. Pengamin. Lalu, setiap ada mobil berhenti, mereka akan menghampiri mereka, menawarkan jasa “Doa Kilat” selama lampu merah belum jadi hijau. Habis didoain dan diaminin, para supir / motor riders / penumpang diberi kesempatan untuk memberikan ‘sumbangan’ kepada para Pengamin ini. Semakin besar sumbangan anda maka semakin besar kesempatan anda untuk dikabulkan doanya! WOW! Buruan~

Para calon investor sekalian, saya tanyakan kepada anda, seberapa banyak sih yang dapat dihasilkan oleh anak-anak pengamen dan anak-anak punk ini dalam sehari? Manusia adalah makhluk egois, sedangkan memberi makan / minum diri sendiri saja susah apalagi mo ngasih uang buat orang-orang ga jelas di lampu merah, bukan?

Tapi, “Ngamin” ini berbeda, saudara-saudara. “Ngamin” menawarkan jasa untuk make-a-wish, untuk berdoa demi ketenangan diri, secara otomatis konsumen akan rela untuk mengeluarkan modal lebih, demi ketenangan rohani diri sendiri. Bisnis religius adalah sebuah bisnis yang sangat berpotensi, saudara-saudara!

Dan jangan lupa, para calon nvestor yang terhormat, ini adalah bisnis yang tidak akan bisa rugi. Anda bisa menolak memberi uang kepada para pengamen, tapi apakah anda berani menolak memberi ‘sumbangan’ kepada para Pengamin? Mengingat bahwa anda sedang berada di jalan raya, jika anda tidak memberi ‘sumbangan’, apakah anda tidak takut anda akan langsung ditabrak Truk / Trailer begitu anda menginjak gas saat lampu hijau? apakah anda tidak takut sebuah Container 40ft akan tiba-tiba menimpa mobil mu dan meng-ayam penyetkan dirimu? apakah anda tidak takut mobil anda akan tiba-tiba meledak di saat mengisi bensin di pom bensin? *nyalain lampu disco dari bawah muka*

Bahkan, bagi orang-orang super insecure, kita dapat menawarkan jasa didoakan oleh Pengamin-Pengamin kami yang berbeda agama secara sekaligus. Apa yang lebih powerful daripada diberkati oleh Buddha, Jesus, dan Michael Jackson sekaligus?

My friends, di masa dimana manusia pada merasa cemas akan datangnya kematian dan isu-isu hari kiamat, di negara yang super-religius ini, THAT IS EVERYTHING!

Mari berinvestasi, saudara-saudara!
Your Insecurity is our Business.
***

Saya pernah membaca, tak lama ini, ntah dari mana, konsep bahwa kita tidak perlu bekerja dengan keras kalo tidak ada yang memperhatikan. Argumennya, klo atasan ga memperhatikan, seberapa rajin kita kerja pun ga akan ada gunanya. Dan dia mengatakan itu adalah yang namanya work smart. Orang yang bekerja dengan rajin, kalau tidak diperhatikan atasan sama dengan mubajir.

Membaca kata-kata tersebut, lubang hidungku kenbang-kempis! Emosi ku melunjak! uban ku bertambah 1 helai! Kulit kepala ku gatal karena aku belum mandi! Aku ketombean!

Pernyataan yang tragis dan tidak bertanggung jawab. Itu bukan definisi dari work smart, tapi hanya alasan dari sebuah kemalasan. Dengan menulis begitu, dia baru saja menyinggung orang-orang yang benar-benar bekerja dengan sepenuh. Responsibilty terhadap yang namanya job description, walau diperhatikan / tidak diperhatikan oleh atasan, Itu yang namanya bekerja. Sebenci-bencinya sama hari Senin dan setidak relanya untuk melepas impian jadi bapak rumah tangga, kalau udah tiba di kantor, tetap harus melakukan yang terbaik dalam pekerjaan. Bukan slack off di saat ga ada atasan, dan sok-sok sibuk klo ada atasan. Itu mental yang sungguh sesat. Jangan mendefinisikan ketidakniatan untuk bekerja anda sebagai work smart!

Saya gondok bukan karena saya adalah seorang atasan, tapi orang-orang yang berusaha untuk bekerja dengan sebaik-baiknya akan sangat tertusuk membaca statement seperti itu. Dan parahnya, ada yang setuju pula dengan statement tersebut. *gores mobil kijang dengan kunci rumah*

Nanti, klo udah jadi bapak rumah tangga pun (yaaa halelu yaaaah~ ), saya akan berusaha untuk melakukan jobdescs saya sebaik-baiknya walau tanpa diperhatikan istri. Saya akan nonton DVD drama Korea dari pagi hingga siang dengan sungguh-sungguh. Di siang hari, saya akan nge-high tea dan gosip bareng sesama bapak rumah tangga lain dengan sungguh-sungguh. Saya akan telepon catering makanan dengan sungguh-sungguh, setiap hari, karena saya cuman bisa masak air. Saya akan menyimpan uang simpanan dari uang pemberian istri dengan sungguh-sungguh di dalam lemari. Saya akan selingkuh dengan istri tetangga dengan sungguh-sungguh.

Itu yang namanya komitmen terhadap pekerjaan, man! *bangga*

***
"Waktu itu apa?"

Adalah pertanyaan yang sudah lama saya tanyakan kepada diri saya sendiri dan belum saya temukan jawabannya hingga saat ini (and never will). Bahkan topik mengenai Waktu ini sudah lama saya bikin draft pendeknya, sekitar Maret tahun lalu, tapi ga bisa saya kembangkan hingga saat ini. Susah diterjemahkan ke tulisan. Tapi stuck terus di otak. Lagipula mobil kijang itu masih suka markir depan rumah *gores gores body kijang pakai sisir dari paku*

Maksud saya, "past", "present", dan "future" mungkin tidak se-simple yang kita ketahui. Sesekali coba perhatikan cahaya bintang di langit malam, tahukah anda bahwa itu adalah cahaya dari beribu-ribu tahun dan bahkan berjuta-juta tahun yang lalu? Cahaya bintang yang kita lihat itu adalah "masa lalu" yang kita lihat di "masa sekarang" secara langsung. Bahkan mungkin bintang-bintang yang kita lihat sekarang itu secara real-time-nya nun jauh disana, sudah jadi bintang mati. Kita melihat "masa lalu" di "masa sekarang".

Bahkan cahaya Matahari yang kita lihat setiap pagi adalah cahaya matahari 8 menit yang lalu. Jadi kalo misalnya Mataharinya tiba-tiba mati / meledak, kita hanya akan mengetahuinya 8 menit kemudian. Kita melihat Matahari "masa lalu" di "masa sekarang".

Apakah mungkin waktu itu tidak linear seperti yang kita kira?

apakah mungkin past, present, dan future itu sebenarnya berlangsung secara bersamaan, coexist satu sama lain?

Atau mungkin past, present, future itu tidak ada?

Dapatkah kita mengukur waktu?

Kita bisa menghitung detik, menit, jam, etc., past-present-future, tapi siapa yang bikin standard seperti itu?

Manusia sendiri yang menentukan standard pengukuran itu berdasarkan rotasi dan revolusi bumi. Itulah Waktu menurut manusia. Sebuah ukuran linear berdasarkan perubahan keadaan fisik / keadaan alam. Jam tangan, jam dinding, standard waktu GMT, Kalender, semuannya diciptakan oleh manusia.

Waktu yang kita kenal dan kita rasakan sekarang memberikan kita ilusi / sugesti bahwa Waktu bergerak maju secara linear. Tapi apakah konsep Waktu berdasarkan rotasi/revolusi bumi ini bisa membuktikan bahwa Waktu benar-benar bergerak maju?

Mungkin semua yang terjadi sekarang sudah terjadi sebelumnya, yang terus nge-looping. Restart. Restart. Restart.

mungkin Waktu itu tidak ada.

Dan mungkin Waktu itu hanyalah sebuah ide. Sebuah konsep belaka.

How should we perceive Time then?

*Gores body mobil Kijang pake kuku kucing liar*

Comments

Popular Posts