Linger

Siapa?

Siapa yang memakan Pocky rasa coklat-ku?

Siapa yang menaruh sekaleng Red Bull di kulkas bagan atas?

Siapa yang bilang bahwa life is simple?

Siapa penemu celana dalam segitiga?

 

Life is simple. Cuma para penulis/pembaca novel romantis, penulis/pendengar lirik lagu, penulis/pembaca puisi, orang orang over-optimis, om-om mesum saat merayu wanita, dan wanita naive yang termakan rayuan gombal om-om mesum saja yang mengatakan kalo life is simple. Simple my foot.

 

Okay, sifat paragraf diatas agak biased, tapi coba ingat-ingat lagi semua kejadian yang pernah terjadi, coba baca blog ini dari awal lagi (napaen?), cobalah berjalan kaki dari sei.ladi ke batam centre, coba nyanyikan lagu David Cook’s Always Be My Baby dengan mulut penuh air, ingat hari-hari yang dilewati dengan memikirkan sesuatu yang tidak begitu penting, ingat-ingat tentang setiap pertemuan dan perpisahan yang pernah dilewati, ingat-ingat tentang cew cakep di Mc.D, setiap tawa canda dan setiap isak tangis serta setiap ingus yang mengalir, setiap lembar uang yang kamu pinjamkan dan tak pernah kembali lagi, setiap produk made in china yang kamu beli (awalnya seh senang karena murah, belakang2nya baru nyesal sendiri…kayak AC kamarku yang suka ngencesin air, nyesal kan loe beli merk china, kubilang juga apa, pop),...

 

...How can life be simple?

 

Life is complicated, whether you’re happy or not with your life, life is complicated.

Life is complicated, whether you’re an optimistic or  pessimist person, life is complicated.

Life is complicated, whether you’re a human or an animal, life is complicated.

Life is complicated, whether you’re rich or poor, life is complicated.

 

Hidup lebih complicated dari kata “complicated” itu sendiri, lebih rumit dari kata “rumit” itu sendiri. Mengatakan “Life is simple” merupakan pelecehan terhadap makna kata “hidup” itu sendiri.

 

This is life, not in vain, not in spite.

 

Pada akhirnya, “Life is simple” hanyalah sebuah jargon belaka, seperti halnya bahwa tak peduli entah seberapa saya menghayati buku cetak PPKn mengenai “tolong menolong”, “saling menbantu”, “keikhlasan” (gak gitu menghayati juga seh), toh tetap saja kenyataan sehari-hari di kehidupan bukan yang seperti itu,  yang ada mah “pakai memakai”. Orang memakai orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dan entah sejak kapan juga, people are getting used of being used. Getting used to get used. Me too are constantly using people, and being used by other people. Sadar maupun tak sadar. Lebih baik sadar atau gak sadar?

 

Bangke, blog wa jadi bernuansa bangkai gini…nonton Ninja Hattori sana biar duniamu jadi colorful lagi, jangan nonton Narutard, coz it’s retarded, lebih retarded dari seseorang, haha..

Comments

Popular Posts